M6s adalah jawaban Meizu untuk beberapa smartphone kekinian yang sudah hadir lebih dulu, seperti Vivo V7 atau Xiaomi Redmi 5.
Ketiga smartphone tersebut punya spesifikasi sekelas dan sama-sama berlayar 5,7 inci dengan rasio 18:9. Meski cukup menjanjikan, M6s adalah yang paling tidak terkenal di Indonesia. Karenanya kami menyebutnya “smartphone kalem yang menghanyutkan”.
Meizu M6s adalah smartphone terjangkau dengan bodi yang solid banget. Dibanding Vivo V7 atau Xiaomi Redmi 5, bobot M6s adalah yang paling berat, yaitu 160 gram. Penyebabnya karena bodinya full metal. Selain bobotnya terasa mantap, bahan metal juga bikin smartphone ini terasa solid.
Kalau bicara soal dimensi, tidak beda jauh dengan kedua pesaingnya dari Vivo dan Xiaomi, karena memang dimensi layarnya sama-sama 5,7 inci dengan rasio 18:9. Jadi smartphone ini bakal terasa nyaman di tangan dan juga fit di kantong celana.
Hanya saja memang ada beberapa catatan soal kenyamanan selama pemakaian. Salah satunya yaitu tombol power-nya yang menurut kami terlalu ke atas. Karena area yang biasanya dipakai untuk menempatkan tombol power dipakai untuk meletakkan sensor fingerprint.
Ya, Meizu M6s memang agak unik. Meizu mungkin mau bikin bodi belakang M6s kelihatan simpel, jadi sensor fingerprint-nya ditempatkan di samping. Dan sensor ini sengaja dibuat ada cekungan agar lebih mudah dipakai.
Mungkin Anda penasaran, nyaman nggak sih? Selama pakai, kami merasa sensor ini fine-fine saja, terasa cukup cepat dan akurat. Tapi memang kenyamanannya masih kalah dibanding sensor yang ditempatkan di tombol home atau bodi belakang. Karena area untuk menempatkan jarinya ini lebih kecil.
Penempatan sensor di samping otomatis juga membuat bagian belakangnya jadi cukup sepi. Hanya ada logo Meizu dan modul kamera tunggal plus LED flash bulat. Untuk modul kameranya ini agak nonjol, tapi tonjolannya hanya sedikit saja.
Dan di bagian depan, di area bezel atasnya Meizu menyediakan LED notifikasi. Sedangkan di bezel bawah kosong tidak ada apa-apa. Tombol navigasi ada di dalam layar. Lalu di sisi bawah ada sederet jack audio, port microUSB, dan grill speaker mono.
Meizu M6s datang dengan Flyme OS 6.3.1 berbasis Android 7.0. Seperti biasa, UI-nya tidak punya App Drawer. Semua ikon apps nongkrong di Homescreen. Saat di Homescreen, kita bisa swipe ke bawah untuk akses jendela notif dan beragam shortcut. Bisa juga swipe ke atas untuk fungsi search.
Nah hal baru yang ditawarkan Meizu di M6s yaitu ada pada tombol navigasi. Kita bisa memilih mau pakai tiga tombol seperti biasa atau cuma pakai satu tombol Super mBack. Kalau pakai tombol mBack ini sebenarnya lebih simpel, tapi butuh adaptasi agar tidak bingung.
Pasalnya satu tombol ini memiliki banyak fungsi. Dipencet untuk fungsi tombol Home dan disentuh untuk fungsi tombol back. Sementara untuk akses Recent Apps bisa swipe tepian dagu ke atas. Dan untuk ganti dari satu apps ke apps lain tinggal swipe ke kiri atau kanan pada bagian bawah layarnya.
Mana yang lebih asyik, semua tergantung selera masing-masing. Kalau kami sih lebih suka menggunakan tiga tombol konvensional karena lebih terbiasa, lebih cepat dan tidak terasa repot.
Beberapa fitur lain yang kami suka dari UI-nya ini yaitu ada Game Mode, Kid Space untuk membatasi penggunaan oleh anak-anak, App lock, dan ada juga built-in screen recorder yang bisa diakses dari jendela notifikasi.
Satu hal yang mungkin banyak dikeluhkan dari smartphone ini adalah resolusi layarnya yang cuma HD+, padahal dimensinya 5,7 inci. Ya memang benar hal ini bikin kerapatan layarnya jadi kurang pol.
Tapi di luar soal itu, layar Meizu M6s bisa menampilkan warna yang enak di mata dengan temperatur yang bisa disesuaikan. Apalagi kalau kondisi mati, layarnya hitam pekat, jadi terasa seperti smartphone mahal. Buat penggunaan outdoor juga nyaman.
Hal yang justru paling menarik dari hardware M6s adalah chipset-nya yang antimainstream. Meizu memadukan RAM 3 GB dengan chipset hexa-core Exynos 7872. Karena jarang yang pakai, jadi performa chipset ini pastinya masih misterius.
Seperti biasa, kami cari tahu via AnTuTu Benchmark versi 7.0.4. Skor yang didapat mencapai 91 ribu poin. Lalu kami bandingkan dengan Snapdragon 625 di Redmi 5 Plus dan Helio P23 di OPPO A83, skor yang dihasilkan Meizu M6s ternyata paling tinggi.
Jadi sekarang sudah kebayang ya, hardware di Meizu M6s ini ternyata kece juga. Lalu bagaimana dengan baterainya? Kapasitasnya sih standar saja, cuma 3.000 mAh. Tapi screen-on-time-nya ternyata tidak mengecewakan, bisa dapat 5-6 jam.
Sementara untuk pengisian baterainya juga cepat karena sudah support fast charging. Kami catat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi dari kosong sampai full sekitar 1 jam 20 menit saja.
Agak sedikit di atas ekspektasi kami, kamera utama M6s bisa hasilin foto yang memuaskan. Definisi memuaskan yang kami maksud di sini yaitu hasil jepretan yang natural apa adanya. Jadi jangan harap bisa mendapat foto dengan warna-warna ngejreng.
Karakter kamera 16 MP dengan aperture f/2.0 di Meizu M6s cukup mirip iPhone, dimana warna hasil jepretan mirip seperti warna aslinya. Hal ini berlaku baik saat motret dikondisi terang maupun gelap.
Motret dikondisi kurang cahaya pun, noise yang dihasilkan bisa dibilang sangat minim. Dan detail foto teteat terjaga. Untuk motret outdoor, dynamic range-nya juga oke meskipun sedang tidak pakai mode HDR.
Hasil-hasil foto yang kece ternyata sebanding dengan ukuran file-nya. Rata-rata foto yang dijepret dengen kamera M6s berukuran 8-10 MB yang artinya sangat besar karena tidak dikompres lagi
Dan untuk mode-modenya tidak terlalu banyak. Yang paling sering antara mode auto atau manual dimana kita bisa atur shutter speed 1/8000 sampai 10 detik, ISO 50-1600, exposure, white balance dan manual focus.
Sedangkan buat selfie ada kamera 8 MP di depan. Meizu sediakan mode Smart dengan lima tingkatan beautify atau Advanced dimana kita juga bisa membesarkan kelopak mata dan mengecilkan dagu. Plus ada satu mode lain yang menarik, yaitu Funny Snap untuk pakai stiker-stiker lucu.
Untuk kualitas kamera depannya ini ternyata berkebalikan dari kamera belakangnya, alias jauh dari kata wah. Apalagi kalau ber-selfie saat cahaya minim. Hasilnya bakal bergelimangan noise.
Kesimpulan
Apa yang ditawarkan Meizu M6s cukup sukses bikin kami tertarik dengan smartphone ini. Khususnya karena M6s punya bodi premium, performa mumpuni dan kamera natural. Semoga saja smartphone ini jadi masuk ke Indonesia dan harganya tidak beda jauh dengan yang dijual di negara asalnya, yaitu sekitar Rp2 jutaan.